Biografi Boediono dari Biografi
Bersama dalam The Dream Team dan Bank Indonesia, Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972), itu berhasil menstabilkan kurs rupiah pada kisaran Rp 9000-an per dolar AS. Begitu pula dengan suku bunga berada dalam posisi yang cukup baik merangsang kegiatan bisnis, sehingga pertumbuhan ekonomi menaik secara signifikan. Pria berpenampilan kalem dan santun serta terukur berbicara itu juga dinilai mampu membuat situasi ekonomi yang saat itu masih kacau menjadi dingin.
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Kabar duka datang dari Mantan Gubernur bank indonesia yang juga mantan wakil presiden ( Wapres) Boediono.
Mantan gubernur BI dan mmantan wakil presiden boedeono menyampaikan kabar duka tentang meninggalnya sang sahabat yang juga seorang dosen Universitas Gajahmada (UGM).
"Innalillahi wa innaillahi roji'un. Telah kembali menghadap Sang Pencipta, Allah SWT, Prof Dr Nopirin MA, mantan Dekan dan pengajar pada FEB UGM," tulis boedeono yang biasa disapa Pak Boed ini.
Ia tidak lupa mengucapkan selamat jalan untuk sahabatnya tersebut.
Almarhum Nopirin Sosok Dosen yang Humoris dan Egaliter
Salah satu pengajar terbaiknya, prof dr nopirin MAberpulang pada Kamis (15/8/2019) di RS. Panti Rapih, Yogyakarta.
Segenap keluarga besar UGMmengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan.
Dalam rasa duka tersebut beberapa civitas yang mengenal Nopirin menyampaikan kesan mendalam selama mengenalnya.
Tak terkecuali bagian Humas FEB, pihaknya mengatakan Nopirin adalah sosok dosen yang selalu bersemangat dan selalu memberikan motivasi kepada para juniornya.
"Semasa sehat, selepas mengajar dan bimbingan mahasiswa, beliau selalu menyapa para juniornya dan tenaga kependidikan di FEB UGM," ungkap Ika Krisnadewi kepada KAGAMA, belum lama ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nur Mazhariya Ulmi, alumnus departemen Ilmu Ekonomi.
Nur pernah mengikuti satu mata kuliah yang diampu Nopirin.
"Yang paling aku inget Pak Nopirin semangat banget kalo ngejelasin di kelas, meskipun udah tergolong dosen tua," ujar alumnus FEB angkatan 2012 itu.
Dekan FEB UGM Eko Suwardi, Ph.D. menuturkan, segenap jajaran pengurus fakultas dan koleganya merasa kehilangan.
Sosok Nopirin, kata Eko, merupakan guru yang humoris, tetapi mengajarkan banyak hal kepada semua orang.
Cerita kenangan akan Nopirin juga datang dari Rimawan Pradiptyo, Ketua Departeman Ilmu Ekonomi UGM.
Diungkapkan oleh Rimawan, Nopirin dalam mengajar selalu bersemangat dan humoris.
"Setiap kali kuliah, konsep penting dalam ilmu yang diajarkan selalu diulang-ulang oleh beliau," ungkap mahasiswa Nopirin yang kini juga menjabat sebagai komisaris Jasindo itu.
Rimawan mengenal Nopirin sebagai sosok dosen yang egaliter.
Diceritakan oleh Rimawan, di lingkungan departemen, dosen tua menghadap dosen muda merupakan hal yang biasa.
Para pendahulu di departemen tidak ingin diperlakukan khusus, termasuk Nopirin.
"Beliau ini sosok yang egaliter kepada siapa saja, termasuk mahasiswa. Kami dulu suka saling ejek dalam bercanda. Tapi ini biasa dan memang basic-nya beliau kaya gitu. Kalau diejek ya nggak pernah marah," jelas Rimawan.
Nopirin sudah mengabdi ppadaUM sejak 1969.
Dosen yang dikukuhkan sebagai guru besar pada 2001 itu menyelesaikan pendidikan di S1 Ilmu Ekonomi UGM(1968).
Ia menamatkan pendidikan masternya di University of The Philippines, Quezon (1971) dan doktoralnya di Washington State Univ., USA (1983).
Selain menjadi tenaga pengajar, Nopirin juga sempat beberapa kali menduduki jabatan struktural di FEB.
Sampai di akhir usianya Nopirin masih aktif sebagai dosen.
Nopirin meninggal dunia di usianya yang ke-76 dan meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. (*)


No comments:
Post a Comment